Siapa yang pernah merasakan tindihan waktu tidur? Apa yang
kita rasakan? Selama ini kita menganggap fenomena ini disebut sebagai tindihan
hantu atau erep-erep. Orang jawa sendiri menganggap bahwa fenomena tersebut
merupakan tindihan genderuwo. Tindihan tersebut dalam dunia medis merupakan hal
yang normal. Hampir setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami kelumpuhan
saat tidur, termasuk orang dari negara maju.
Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan
karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu,
ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir"
yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome. Ketika ilmu
pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan.
Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).
Penyebab
Sleep Paralysis
1)
Kurang
tidur
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur,
gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari
keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung
melompat ke mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi
tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi
tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang
sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
2)
Stress
dan depresi
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu
yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi.
Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift
sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.
3)
Henti
napas saat tidur (sleep apnea)
4)
Serangan
tidur mendadak (narcolepsy),
5)
Kecemasan,
6)
Orang-orang
yang pernah mengalami trauma psikologis juga lebih rentan mengalami sleep
paralysis.
Sleep paralysis juga biasanya terjadi pada orang yang tidur dalam
posisi terlentang atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur. Karena itu
sebaiknya kita mengubah posisi tidur beberapa kali saat tidur.
Cara menghindari Sleep Paralysis
1) Tidurlah yang cukup dan teratur
2) Kurangi Stress
3) Berolahragalah secara teratur
4) Gaya hidup sehat
Sebagian besar orang percaya bahwa tindihan bisa mengancam
nyawa. Namun menurut Risma ketakutan itu tidak berdasar. "Memang rasanya
sesak napas, tetapi jika kita rileks dan tenang lama-lama perasaan lumpuh itu
akan hilang sendiri," katanya.
Meski fenomena Sleep Paralyse tidak berbahaya, namun sleep
paralysis yang terlalu sering terjadi pada tubuh perlu diwaspadai.
"Jika kita mengalami fenomena itu seminggu dua kali saja, perlu
diperiksakan," dokter dari RS.Medistra Jakarta.
Mitos Sleep Paralysis di Berbagai Negara
Di budaya Afro-Amerika,
Gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu
atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Di budaya China,
Disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh
seseorang.
Di budaya Meksiko,
Disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian
adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand,
Disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang
tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk
tinggal di alam mereka.
Di budaya Islandia,
Disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya
hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu
sesak napas dan mati lemas.
Di budaya Jepang,
Disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan
mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
Di budaya Vietnam,
Disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk
Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh
seseorang.
More Info:
0 Komentar