Ehm.. cek.. cek… 1..2..3..
Duh, dari judulnya kelihatan
serius nggak, sih? Jangan di bawa serius yak walaupun gue nulisnya emang
beneran serius #apasih #garingmodeon. Heh seriusan gue deg-degan nulis materi
blog yang satu ini. Postingan kali ini bukan tentang cerita pendek, tapi
curhat, emm lebih tepatnya curhat tapi lewat puisi. Tapi gue sendiri nggak tahu
karangan di bawah ini termasuk puisi atau nggak. Ya udah… langsung aja.. Bismillah…
Di akhir perjalanan itu,
Harusnya ada cinta dan kasih
Menyelimuti panas dan dinginnya perpisahan
Harapan yang dulu pernah muncul,
Ternyata hanya kumpulan debu tipis
di atas album lusuh
Hanya sekali tiupan, debu-debu itu hilang
Sama seperti perpisahan yang pernah aku
impikan
Aku membatalkan capaian mimpi itu
Di akhir perjalanan inilah,
Kekecewaan besar terjadi
Semua seperti pengkhianat
Semuanya angkuh
Tak ada lagi ‘kita’
Tak ada lagi ‘aku’
Aku memilih pergi
Membiarkan mereka sibuk dengan keangkuhannya
Membiarkan mereka sibuk mengejar
anak kunang-kunang yang baru saja lahir
Sisa waktu kian berkurang
Tak ada lagi ‘kita’
Semua mendadak sunyi
Tempat itu pun kian asing
Aku seolah-olah angkuh seperti kalian
Aku menjauh mundur
Tak ada rasa iri
Tak ada rasa menyesal
Hanya satu, kecewa…
Aku melihat kalian, kawan…
Kalian tertawa lepas di sana
Sedangkan aku di sini,
Merasa hilang dan sendiri
Padahal kalian tahu, aku bagian dari kalian..
Tapi kalian mengacuhkanku
Bahkan kalian tak ingat lagi jasaku
Ah, pergilah kawan…
Tak perlu kalian tahu tentang kecewaku,
Tertawalah di sana
Lupakan aku..
Berbanggalah…
Gimana? Puisinya nyambung nggak, sih?
Gue nggak kuat banget waktu nulis ini. Mendadak gue ingat semua.
Gimana nggak nangis? Gue udah anggap mereka teman yang emang bener2 teman. Gue
berusaha ngasih yang terbaik buat ‘mereka’, udah hampir setiap hari ketemu.
Saling menguatkan diri, senang sedih semuanya ada. Tapi apa dayaaaaaa mendadak
semuanya berubah. Mereka mendadak egois sibuk ngurusin diri sendiri, sibuk sama
‘anak kunang-kunang’. Gue sakit men! Gue kecewa! Gue merasa kalau gue nggak
dihargai, ide gue digunain tapi orang yang ngasih ide dilupain. Gue udah kayak
obat nyamuk yang lebih parahnya gue merasa kalau gue Cuma dianggap kacung. Gue nggak tau harus gimana. Daripada gue tetap
bertahan sama mereka mending gue pergi daripada gue di sana sakit hati. Ahhhh…
Mereka nggak perlu tahu gue kecewa. Biar gue aja yang tahu. Emang dasarnya
mereka aja yang nggak peka.
Thanks buat 2 tahun yang berujung kecewa ini…
Buat kalian yang merasa menjadi bagian di postingan blog gue ini,
gue nggak ada maksud buat nusuk kalian dari belakang. Gue cuma pengin berbagi
cerita aja biar hati gue lega. Nggak enak, bos, nyimpen beginian sendirian.
Haha…
1 Komentar
Akuuu sukaaa
BalasHapus