Aku
ingat ketika kaki bengis ini datang bersama otaknya yang dangkal
Sebuah praja angkuh atas nama Tuhan
Kawah
yang tengah diisi dengan mantra-mantra sakral
Dengan
embel-embel ‘aku ini anak buah Tuan’
Senyum
culasmu lihai mengenyam ia yang lemah
Menendang
ekspatriat yang juga ingin bersama Tuhan
Tapi
ia pun tak tahan
Dengan
bidikan genahar seperti tak berTuhan
Untungnya
ekpatriat seperti aku bertahan
Tanpa
harus menyaksikan satiris berpapan
Dengan
gelar panggung yang penuh tipu daya setan
Dengan
tirai yang digantungi sinisme anak buah Tuan
Ha ha
ha
Aku ini
turunan adam yang tak mampu tunduk kanun
Kalau
bukan karena empu
Kaki
bengisku ini tak mau lagi berjaga di kandang ini
Tunggu
saja nanti
Bagaimana
aku mengeksekusi para birokrasi
Dengan
budi kaum lemah yang sudah dilucuti
Gaeess.. puisi ini bukan mengkritik negara manapun. gue cuma pinjem kata-kata yang gue dapetin di kampus buat curhat lewat puisi ini. iya gue tahu puisi gue ga nyambung. hahah. sambungin aja sendiri. wks.
0 Komentar