Pertama Kali Belajar Bahasa Turki

https://twitter.com/Merhaba_Tourism

Kurang lebih lima tahun yang lalu aku tahu Bahasa Turki. Pertama kalinya aku tahu Bahasa Turki dari akun instagram Rahmi Idola Cilik 2. FYI, waktu itu aku udah lama banget ga dengar kabar Rahmi seperti apa, tiba-tiba salah satu akun instagram Idola Cilik Lovers (ICL) ngeshare akun Rahmi. Di sana aku mulai stalking dan ngulik instagramnya sampe akhir. Setelah aku ngulik karena aku udah lama ga denger kabarnya, akhirnya aku juga searching dia di Youtube. Alhasil, aku nemu video waktu dia ikut olimpiade di Turki. “Wah…” kataku.

Ada beberapa video Rahmi waktu ikut olimpiade, di antaranya dengan judul Ben Sana Mecburum, Åžafak Türküsü Endonezya 9. Türkce Olimpiyatları, Rahmi – Dert Bende, Ä°kimiz bir Fidanın, dan lain-lain. Awalnya, sih, biasa aja. Tapi waktu lihat videonya yang berjudul Ä°kimiz bir Fidanin, aku heran waktu Rahmi memperkenalkan diri pake Bahasa Turki di hadapan penonton. Dalam hati cuma ngomong, “Kok dia bisa Bahasa Turki, ya? Dia belajar dari siapa, ya? Aku pengin bisa kayak gitu.” Ditambah lagi aku lihat gaya Rahmi yang asyik dan musiknya enak didenger. “Oh.. ternyata music Turki arab-arab gitu ya. Tapi kok bahasanya ga Bahasa Arab, ya?” Dari sinilah aku mulai tertarik dengan Bahasa Turki. Tapi waktu itu belum ada niatan buat mempelajarinya.
Setelah beberapa tahun kemudian, lebih tepatnya waktu awal kelas dua belas. Seperti yang udah aku certain sebelumnya, kalau kelas sebelas aku mulai belajar Bahasa Perancis. Karena aku ini orang yang gampang bosen, waktu awal kelas dua belas itulah aku kepikiran buat belajar bahasa asing satu lagi selain Bahasa Perancis. Pilihan aku waktu itu ada tiga, yaitu Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, dan Bahasa Spanyol. Tiga pilihan itu bukan tanpa alasan. Aku milih Bahasa Jepang, karena aku suka baca buku tentang social life di sana. Bahasa Jerman karena aku pernah punya teman dari Jerman, namanya Katelynne, dan aku dulu pernah belajar perkenalan Bahasa Jerman. Bahasa Spanyol karena aku dulu suka nonton Dora –apa hubungannya?- ada! Karena dalam beberapa episode, Dora sering berhitung 1 – 10 pake Bahasa Spanyol dan sampe sekarang aku masih hafal wkwk.
Setelah beberapa pertimbangan, aku ga memilih kedua bahasa di atas. Alasannya sederhana, aku pengin belajar Bahasa Asing yang belum banyak dipelajari di Indonesia. Nah lo wkwk. Aku pun bingung aku harus belajar bahasa apalagi *gaya gapapalah.* akhirnya aku keinget sama omongan aku yang itu, em.. yang Bahasa Turki maksud aku. Aku pun cari-cari lagi instagram Rahmi. Yep. Aku nemu beberapa caption dia pake Bahasa Turki. “Kira-kira ini artinya apa, ya?” akhirnya setelah stalking instagramnya itulah yang bikin aku memutuskan buat aku belajar Bahasa Turki. FYI, selain itu yang bikin aku tertarik sama Bahasa Turki karena aku sejak kecil emang udah tertarik sama Turki.

Langkah pertama yang aku lakuin adalah searching video di Youtube tentang How To Indroduce Yourself in Turkish. Salah satu video favorit aku adalah video dari Turkish 101. Dari video itulah aku tahu Merhaba, Gunaydin, Ä°yi AkÅŸamlar, dan beberapa kalimat dasar. Waktu itupun aku belum terlalu menggebu banget buat belajar Bahasa Turki karena aku cuma sekadar pengin tahu aja Bahasa Turki kayak apa. Aku pun hanya belajar seadanya.
Setelah beberapa hari, tiba-tiba ada pengumuman tugas akhir TIK, yaitu membuat games sederhana dari power point. Aku bingung waktu itu aku mau buat apa. Karena aku ini tipe orang yang ga mau sama kayak punya teman aku, akhirnya aku nunggu teman aku ngerjain dulu biar punya aku beda dari yang lain. Deg! Aku kaget gara-gara lihat punya teman-teman yang hampir selesai dan aku belum buat sama sekali akhirnya aku punya ide buat ppt pembelajaran Bahasa Turki dengan tombol navigasi.
Aku mulai menyusun bagaimana langkah-langkah biar ppt itu nantinya berguna buat aku juga buat orang lain yang mau belajar Bahasa Turki. Aku sebenarnya rada bingung mau buat konten apa tentang Bahasa Turki ini. Karena, aku sendiri sama sekali ga tau Bahasa Turki itu seperti apa. Sedangkan waktu itu Turki ataupun Bahasa Turki belum popular di Indonesia. Akhirnya di ppt aku itu aku isi dengan percakapan sederhana, vocabulary, cara membuat kalimat sederhana, dan lagu-lagu Turki. Aku waktu itu asal nyomot aja materi orang lain di website orang lain yang mana itu satu-satunya website yang menyediakan konten Bahasa Turki. 
PPT  bisa dilihat di : Belajar Bahasa Turki
Dari pengerjaan ppt inilah aku mulai tertarik banget dengan Bahasa Turki. Yang awalnya asal sekedar nyomot materi orang tanpa dibaca terlebih dahulu, aku mulai mempelajari Bahasa Turki dari ppt yang aku buat. Aku mulai mencari tahu cara membuat kalimat dalam Bahasa Turki, minimal aku bisa buat kalimat ‘Aku sedang makan.’ Tapi, tentu saja itu ga belajar mulus. Seperti yang aku jelasin di atas, waktu Bahasa Turki belum popular di Indo, aku Cuma lihat-lihat video di youtube. Itupun kebanyakan dari mereka lebih menekankan ke conversation, sedangkan aku pengin tahu cara membuat kalimat.
Beberapa bulan kemudian setelah ppt aku selesai, muncullah di TV iklan Elif. “Wah.. kebetulan aku lagi pengin belajar Bahasa Turki.” Aku seneng ga ketulungan ibaratnya pucuk dicinta ulampun tiba *apasih* singkatnya, setelah beberapa bulan karena aku penasaran sama episode Elif selanjutnya, aku nyari di Youtube biar aku ga kelamaan nunggu di TV. Ketemulah aku channel Elif yang ternyata tiap episode-nya diupload. Makinlah aku seneng banget. Dan dari sinilah aku nerapin sistem belajar Bahasa Perancis yang diajarkan oleh Monsieur Saif. Aku mulai lihat Elif full Bahasa Turki. Wohooo.. awalnya gapaham tapi karena niat aku emang pengin ngebiasain denger Bahasa Turki, paham ga paham aku tetep maksa buat nonton.
Singkatnya aja, dari drama Turki Elif ini aku mulai tertarik dengan serial drama yang lain. Dari mulai Kirgin Cicekler, Asla Vazgecmem, Kara Para Ask, dan lain-lain. Nah, karena aku udah mulai terbiasa dengan ucapan dan ekspresi mereka, aku mulai iseng-iseng nulis kata-kata yang bisa aku denger dan menebaknya, ‘Kira-kira ini artinya apa, ya?’ hal itu berlangsung selama hampir dua tahunan. Sepanjang proses itulah aku cuma bisa ekspresi Bahasa Turki, terutama ekspresi marah-marah. Karena tau sendirilah orang kalau marah-marah pronounciationnya jelas banget haha. Jadi, selama dua tahun aku belajar Bahasa Turki aku Cuma bisa ngomong ekspresi marah wkwk.
Barulah tahun kemarin, aku kenal kakak tingkat kampus aku yang bisa Bahasa Turki. Beliau belajar Bahasa Turki secara otodidak. Waktu itu, setiap texting sama aku, kakak itu selalu ngajakin aku pake Bahasa Turki. Gara-gara itulah aku sadar ternyata Bahasa Turki aku sama sekali ga berkembang padahal udah kenal Bahasa Turki tahun 2014. Aku cuma bisa beberapa ekspresi yang biasanya aku denger di serial drama dan aku sama sekali ga bisa buat kalimat sederhana sekalipun. Akhirnya dari sinilah aku mulai bertekad buat belajar Bahasa Turki.
Aku cari-cari referensi Bahasa Turki, tapi belum ada yang srek. Aku  juga minta bantuan ke Rümeysa –aku kenal dia sekitar bulan Mei 2016- , tapi kita lebih nyaman ngomong Bahasa Inggris daripada Bahasa Turki. Aku mulai bingung dan aku makin bertekad. Akhirnya aku nyari lagi teman-teman dari Turki. Tapi seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang awal niat pengin belajar Bahasa Turki bareng mereka eh ujung-ujungnya kita ngobrol-ngobrol tentang kehidupan masing-masing, itupun pake Bahasa Inggris. Ga jadi lagi deh belajarnya…
Aku lagi-lagi harus belajar Bahasa Turki seadanya, lihat serial drama, tulis, nebak, dan buka google translate. Gitu terus. Sampe akhirnya aku download lagi aplikasi pencarian teman luar negeri yang sempet aku hapus. Aku mulai cari orang yang bener-bener bisa ngajarin aku Bahasa Turki. Baru sekitar bulan Oktober 2017 kemarin itu aku kenal OÄŸuz. Awalnya aku ga yakin sama orang itu karena dia sendiri belum terlalu bisa Bahasa Inggris. Aku mikirnya dia aja Bahasa Inggrisnya kek gini gimana aku bisa memahami setiap penjelasan dia? Tapi aku mulai tertarik ngobrol sama dia waktu dia nyeritain Trabzon. Di sana aku mulai percaya sama dia dan ternyata dia asyik. Dia Cuma canggung aja kalo pake Bahasa Inggris takut kalo aku ga bisa memahami *eaaakk
Setelah melewati proses perkenalan *wenak* akhirnya aku memberanikan diri buat ngajak dia ngajar aku belajar Bahasa Turki. Yep. Awalnya dia kirim aku kalimat positif, kalimat negative, dan kalimat tanya. Aku pahamin kenapa bisa gitu, kalau ada yang ga aku pahami aku tanyain ke dia. Setelah aku paham, dia mulai ngasih aku pertanyaan yang memancing. Waktu itu aku ga sadar ternyata dia mancing aku memahami dan membalas pesan dari OÄŸuz. Tapi, gara-gara pancingan itulah yang bikin aku bisa nyusun cara buat kalimat. Bravo OÄŸuz!
Selain Oğuz, aku juga punya teman-teman lain yang secara pelan-pelan mau ngajarin aku, di antaranya Rümeysa dan Taha. Rümeysa sebagai teman lama aku dia tau aku kek apa. Kalau si Taha, dia orangnya dari awal emang asyik dan enak diajak ngobrol. Jadi akupun ga sungkan kalo aku minta bantuan ke mereka. Selain itu, salah satu temen aku yang bikin aku semakin menggebu belajar Bahasa Turki adalah Ari, teman Indonesia yang Bahasa Turkinya super lancar dan belajar otodidak juga! Wah!


koreksi dari Oguz
koreksi dari Rumeysa
Sampai akhirnya, waktu liburan semester kemarin aku memberanikan beli buku Bahasa Turki. Mulailah aku belajar Bahasa Turki secara terstruktur. Aku mulai dari perkenalan, angka, simple present tense, dan lain-lain. Seperti biasa aku menerapkan sistem yang diajarkan Monsieur Saif. Aku buat kalimat setiap hari, lalu setelah satu halaman udah full, kerjaan aku itu aku kirim ke salah satu dari mereka atau ketiganya, baik Rümeysa, Oğuz, ataupun Taha. Biasanya, mereka bakal kirim balik foto yang aku kirim dan dicoret2 gitu bagian yang salah. Tapi lebih sering ke Rümeysa, sih, karena dia cewe pun dia belum terlalu sibuk. Nah! Mereka bertiga itulah udah aku anggep sebagai guru!

Alhamdulillah-nya mereka bertiga selalu support aku. Ya walaupun aku sebenarnya rada sungkan kalau mau text mereka terutama OÄŸuz dan Taha. Btw mereka itu manusia super sibuk. OÄŸuz sibuk kerja, Taha sibuk kuliah –dia ambil double degree jurusan teknik. Tapi aku merasa berterima kasih banget sama mereka, terutama OÄŸuz, walaupun dia super sibuk tapi dia selalu nyempetin buat ngoreksi kerjaan aku. Çok tesekkür ederim!
Nah, gara-gara mereka bertiga inilah yang bikin aku semakin bertekad bisa Bahasa Turki dan bertekad buat bisa pergi ke Turki. Tujuan utama tentu untuk bertemu mereka bertiga; Rümeysa, Oğuz, dan Taha. Apalagi mereka sama-sama tinggal di Istanbul. Jadi, aku ga perlu repot-repot nanti kalau aku dikasih kesempatan buat pergi ke sana! Aamiin..
Yap. Jadi pada intinya aku tahu Turki udah dari kecil tapi untuk menyukai bahasanya emang agak lambat. Belajarnya pun lambat pula. Gimana bisa mulai belajar Bahasa Turki dari Tahun 2014 tapi baru bisa buat kalimat tahun 2018? Wkwk. Gapapa daripada ga sama sekali ehehe. Nah, tapi masalahnya ga berhenti sampe sini. Karena, makin ke sini aku makin bingung,
“Bahasa Perancis atau Bahasa Turki, ya?”

Posting Komentar

0 Komentar